Selamat datang di blog aku

Sabtu, 28 April 2012

Filsafat pengetahuan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan, kita mengenal metode ilmiah yang merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Namun tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, sebab ilmu merupakanpengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah. Metodologi ini secara filsafati termasuk dalam apa yang dinamakan epistemologi. Untuk lebih mengenal epistemology, didalam halaman-halaman berikut akan disajikan sebuah saduran dari beberapa buku yang berkaitan
B.     Rumusan masalah
a.       Apa Pengertian Epistemologi?
b.      Apa Arti pengetahuan?
c.       Bagaimana  pengetahuan itu berasal?
d.      Bagaimana pandangan islam terhadap epistemologi?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Epistemologi
Istilah epistemologi dipakai pertama kali oleh J.F.Fereire yang maksudnya untuk membedakan antara dua cabang filsafat, yakni epistemologi dan ontologi (metafisika umum). Kalau dalam metafisika, pertanyaan pokoknya adalah “apakah hal yang ada itu?” maka pertanyaan dasar dalam epistemologi adalah”apakah yang dapat saya ketahui?”. [1]
Epistemologi berasal dai kata Yunani ”Episteme” dan “Logos”. Episteme biasa diratikan pengatahuan atau kebenaran dan Logos diartikan pikiran, kata, atau teori. Epistemologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang benar, dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa inggrisnya menjadi Theory of Knowledge.[2]
J.A. Neils Mulder menuturkan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang watak, batas-batas dan berlakunya dari ilmu pengetahuan. Jacques Veuger mengemukakan, epistemologi adalah pengetahuan tentang yang kita miliki sendiri bukannya pengetahuan orang lain. Pendek kata pengetahuan kita yang mengetahui pengetahuan kita
Abbas hamami memberikan pendapat bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tantang terjadinya pengetahuan yang telah terjadi itu.
Apabila kita perhatikan definisi dari epistemologi tampak bahwa semua pendapat hampir senada. Istilah epistemologi berasal dari kata “ episteme” yang berarti pengetahun, dan “logos” yang berarti teori. Secara etimologis, berarti teori pengetahuan.[3] Epistemologi merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan atau menyelidiki tentang asal, susunan, metode, serta kebenaran pengetahuan. Menurut Langeveld, teori pengetahuan membicarakan hakikat pengetahuan, unsur-unsur pengetahuan, dan susunan berbagai jenis pengetahuan. Epistemologi, atau filsafat pengetahuan, adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mencoba menentukan kodrat dari skope pengetahuan, pengandaian-pengandaian dasarnya, serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.[4]
Masalah epistemologi bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan. Sebelum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan, perlu diperhatikan bagaimana dan dengan sarana apakah kita dapat memperoleh pengetahuan. Jika kita mengetahui batas-batas pengetahuan, kita tidak akan mencoba untuk mengetahui hal-hal yang pada akhirnya tidak dapat di ketahui.

B.     Arti Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh karena itu, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untu mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal ingin diketahuinya. Jadi bisa dikatakan pengetahuan adalah hasil tahu manusia terahadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya, atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.[5]
Pengetahuan mengacu ke fakta yang mengagumkan bahwa sesuatu eksisten, yang mengetahui, bukan hanya hadir ditengah-tengah eksisten-eksisten lain, melainkan juga, seolah olah, transparan: kepada dirinya sendiri, sadara akan dirinya sendiri dan dengan demikian “hadir bagi dirinya sendiri”. Akan tetapai, yang mengetahui juga maju melampaui dirinya sendiri tatkala dia merefleksikan yang lain didalam dirinya sendiri dan karenanya “dalam arti tertentu menjadi segala sesuatu”, sebagaiman dikatakan Aristoteles.[6]Semua pegetahuan hanya dikenal dan ada didalam pikiran manusia, tanpa pikiran pengetahuan tidak akan eksis. Oleh karena itu, keterkaitan antara pengetahuan dengan pikiran merupakan sesuatu yang kodrati.
C.    Asal-Usul Pengetahuan
Untuk mendapatkan dari mana pengetahuan itu berasal dapat dilihat dari aliran-aliran dalam pengetahuan, dan bisa dengan metode ilmiah, serta dari sarana berpikir ilmiah
1.      Aliran-Aliran  dalam pengetahuan
Dari mana pengetahuan itu muncul dan dapat diakui sebagai kebenaran bisa dilihat dari aliran dalam pengetahuan. Aliran itu , sebagai berikut
a.       Rasionalisme
Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal). Secara umum rasionalisme adalah pendekatan filosofis yang menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi.[7]Filsufnya antara lain Rene Descrates, B. Spinodza, dan Leibniz.
b.      Empirisme
Empirisme adalah suatu cara/metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman. John Locke, bapak empirisme Britania, mengatakan bahwa pada waktu manusia di lahirkan akalnya merupakan jenis catatan yang kosong (tabula rasa),dan di dalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman inderawi. Menurut Locke, seluruh sisa pengetahuan kita diperoleh dengan jalan menggunakan serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh dari penginderaan serta refleksi yang pertama-pertama dan sederhana tersebut. Ini berarti semua pengetahuan kita betapapun rumitnya dapat dilacak kembali sampai kepada pengalaman-pengalaman inderawi yang pertama-tama, yang dapat diibaratkan sebagai atom-atom yang menyusun objek-objek material. Apa yang tidak dapat atau tidak perlu di lacak kembali secara demikian itu bukanlah pengetahuan, atau setidak-tidaknya bukanlah pengetahuan mengenai hal-hal yang faktual.[8]
c.       Kritisisme
Penyelesaian pertentangan antara rasionalisme dan empirsme hendak diselesaikan oleh Emanuel Khan dengan kritisismenya. Menurutnya peranan budi sangat besar sekali, hal ini tampak dalam pengetahuan aprioronya, baik yang analitis maupun yang sintetis. Disamping itu peranan pengalaman (empiris) tampak jelas dalam pengetahuan aposterionya.
Dibedakan menjadi tiga macam:
1.      Pengetahuan analitis: predikat bsudah termuat dalam subyek, predikat diketahui melalui suatu analisis subyek. Misalnya lingkaran itu bulat.
2.      Pengetahuan sintetis aposteriori: di sini predikat dihubungkan dengan subyek berdasarkan pengalaman indrawi.
3.      Pengetahuan sintetis apriori: akal budi dan pengalaman indrawi dibutuhkan serentak .
d.      Positivisme
Dalam bidang ilmu sosiologi, antropologi, dan bidang ilmu sosial lainnya, istilah positivisme sangat berkaitan erat dengan istilah naturalisme dan dapat dirunut asalnya ke pemikiran Auguste Comte pada abad ke-19. Comte berpendapat, positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Penganut paham positivisme meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan, demikian juga alam.
Dalam bidang ilmu sosiologi, antropologi, dan bidang ilmu sosial lainnya, istilah positivisme sangat berkaitan erat dengan istilah naturalisme dan dapat dirunut asalnya ke pemikiran Auguste Comte pada abad ke-19. Comte berpendapat, positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Penganut paham positivisme meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan, demikian juga alam.


2.      Metode Ilmiah

Metodologi merupakan hal yang mengkaji urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah. Pada dasarnya didalam ilmu pengetahuan dalam bidang dan disiplin apapun, baik ilmu-ilmu humaniora sosial, maupun ilmu-ilmu alam masing-masing menggunakan metode yang sama.
Kata metode berasal dari kata Yunani methodos ,sambungan kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti,sesudah) dan kata benda hodos (jalan, perjalanan, cara, arah) kata methodos sendiri berarti penelitian, metode ilmiah, hipotesis ilmiah, uraian ilmiah. Jadi metode bisa dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh suatu disiplin (bidang studi) untuk mencapai suatu tujuan.[9]
Menurut Soejono Soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada dua macam yakni sebagai berikut:
a.       Metode ilmiah yang bersifat umum
Metode ilmiah yang bersifat umum masih dapat dibagi dua, yaitu metode analitiko-sintetis dan metode non-deduksi. Metode analitiko-sintetis merupakan gabungan dari metode analisis dan metode sintetis. Metode non-deduksi merupakan gabungan dari metode deduksi dan metode induksi.
b.      Metode penyelidikan ilmiah
Metode penyelidikan ilmiah dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode penyelidikan yang berbentuk daur atau metode siklus empiris dan metode vertical yang berbentuk garis lempang atau metode linier.

3.      Sarana berpikir ilmiah
Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga , yakni:
a.       Bahasa Ilmiah
Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup dean kehidupan manusia. Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau nperasaan sebagai alat komunikasi manusia. Bahasa pada dasarnya terdiri atas kata-kata atau istilah dan sintaksis . Dalam penelaahan bahasa pada umumnya dibedakan antara bahasa alami  dan bahasa buatan.
b.      Logika dan matematika
Matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual. Fungsi matematika menjadi sangat penting dalam perkembangan berbagai ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam, matematika mmemberikan kontribusi yang cukup besar. Kontribusi matematika dalam perkembangan ilmu alam, lebih ditandai dengan penggunaan lambing bilangan untuk perhitungan dan pengukuran, disamping seperti bahasa, metode, dan lainnya. Logika dan matematika merupakan dua pengetahuan yang selalu berhubungan erat, yang ke duannya sebagai sarana berpikir deduktif.
c.       Logika dan statistika
Secara etimologi  kata statistic berasal dari kata status(bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa inggris), yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan Negara. Ditinjau dari segi terminologi, statistic mengandung berbagai macam pengertian sebagai berikut:
1.      Istilah statistic kadang diberi pengertian sebagai data statistik, yaitu kumpulan bahan keterangan berupa angka atau bilangan.
2.      Sebagai kegiatan statistic atau kegiatan perstatistikan.
3.      Kadang juga dimaksudkan metode statistik, yaitu cara-cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis, memberikan interpretasi terhadap sekumpulan dan keterangan yang memberikan pengertian tertentu.
4.      Istilah statistik dapat juga diberi pengertian sebagai ilmu statistik. Ilmu statistik tidak lain adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan memperkembangkan secara ilmiah tahap-tahap yang ada dalam kegiatan statistik.
Menurut Hartono Kasmadi,dkk. (1990) peran statistic dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Memungkinkan pencatatan data penelitian dan eksak;
b.      Memandu peneliti untuk menganut tata piker dan tata kerja yang definitive dan eksak;
c.       Menyajikan cara-cara meringkas data ke dalam bentuk yang bermakna lebih banyak dan lebih mudah mengerjakannya;
d.      Memberikan dasar-dasar untuk menarik simpulan melalui proses yang meliputi tata cara yang diterima oleh ilmu;
e.       Memberikan landasan untuk meramalkan secara ilmiah tentang bagaimana suatu gejala akan terjadi dalam kondisi yang telah diketahui;
f.       Memungkinkan peneliti menganalisis, menguraikan sebab akibat yang kompleks dan rumit, andaikata tanpa statistic hal itu bakal merupakan peristiwa yang membingungkan dan akan tidak dapat diuraikan.
D.     Epistemologi Menurut Islam
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa epistemologi adalah bagaimana mengetahui pengetahuan. Islam menganjurkan bahkan mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu, Nabi Muhammad Saw mengatakan bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi muslim dan muslimat. Dalam hadisnya yang lain Nabi Muhammad mengatakan bahwa menuntut ilmu itu dari ayunan sampai liang kubur. Dari perkataan Nabi Muhammad tadi dapat dipahami bahwa menuntut ilmu sangat penting bagi manusia. Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang yang yakin dan berilmu,” Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa menuntut ilmu penting bagi manusia, karena dapat meningkatkan derajat manusia di sisi Allah Swt dan di sisi manusia.[10]
Islam memandang ilmu bukan terbatas pada eksperimental, tetapi lebih dari itu ilmu dalam pandangan Islam mengacu kepada aspek sebagai berikut pertama, metafisika yang dibawa oleh wahyu yang mengungkap realitas yang Agung, menjawab pertanyaan abadi, yaitu dari mana, kemana dan bagimana.
Pengetahuan dan kebenaran dalam Islam dapat diperoleh melalui ilham,”Dan (ingatlah), Kebenaran dan pengetahuan dapat diperoleh manusia melalui ilham yang langsung diberikan Allah kepada manusia yang telah dipilih-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam Islam pengetahuan dan kebenaran tidak harus melalui metode ilmiah, penelitian, tetapi dapat langsung diperoleh manusia melalui ilham.[11]
Sebagai uraian penutup pada poin ini, perlu sebagai dipahami bahwa pengetahuan dalam Islam berawal dari sebuah keyakinan/ premis keyakinan. Keyakinan akan kebenaran al-Quran sebagai sumber pengetahuan. Dikatakan al-Quran sumber pengetahauan karena di antara fungsi al-Quran adalah sebagai petujuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. .
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa sumberdari pengetahuan dalam Islam adalah wahyu. Dan untuk mendapatkan ilmu tersebut adalah dengan mempergunakan panca indra dan akal yang kesemua kegiatan tersebut dikendalikan oleh iman dan wahyu.wahyu merupakan puncak segala sumber pengetahaun yang merupakan manisfestasi dari firman Allah.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Epistemologi, secara etimologi berasal dari “ epiteme” dan “logos” yang berarti teori pengetahuan, dimana teori disini membahas mengenai hakikat pengetahuan, unsur-unsur pengetahaun, dan susunan berbagai jenis pengetahuan. Sedangkan Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Dan dalam pandangan Islam menuntut ilmu adalah wajib, seperti hadist Nabi yaitu “menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslimin muslimat”.
Dan pengetahuan sendiri berasal dapat dilihat dari aliran aliran dalam pengetahuan dan metodologi pengetahuan, serta sarana berfikir ilmiah.



DAFTAR PUSTAKA


[1] Surajiyo,Filsafat Ilmu dan perkembangannnya di Indonesia(Jakarta : Bumi Aksara,2010),hal 24.
[2] Ibid.
[3] Ahmad Faruk, Filsafat Umum (Ponorogo : STAIN Po PRESS, 2009),hal 25.
[4] Surajiyo,Filsafat Ilmu dan perkembangannnya di Indonesia(Jakarta : Bumi Aksara,2010),hal 25
[5] Ibid. hal 26.
[6] Ahmad Faruk, Filsafat Umum (Ponorogo : STAIN Po PRESS, 2009),hal 29
[7] Ibid hal 34
[8] Ibid hal 39
[9] Surajiyo,Filsafat Ilmu dan perkembangannnya di Indonesia(Jakarta : Bumi Aksara,2010),hal 35
[10]  MUjamil Qomar, Epistemology Pendidikan Islam (Jakarta: Erlangga, TT) Hal 25
[11] Osman Bakar, PhD, http://i-epistemology.net/osman-bakar/32-epistemologi-menurut-perspektif-islam--beberapa-isu-pilihan-untuk-diskusi.html .  Diakses tgl 7 april 2012, 19.15 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar